Ini Dia, Rahasia Sukses Spanyol
Timnas Spanyol. Meraih gelar Piala Eropa 2008. |
Penantian itu disudahi 'El Matador' dengan kemenangan 1-0 atas Jerman pada partai final di Stadion Ernst Happel, Wina, Minggu (29/6). Fernando Torres mencetak gol tunggal itu di menit ke-33.
Torres hanyalah salah satu kunci sukses Spanyol. Masih banyak kunci lainnya yang membuat Spanyol layak menguasai Eropa. Apa saja?
Luis Aragones
Meskipun sempat diragukan, Aragones akhirnya menciptakan sejarah. Lelaki tua asal Hortaleza ini membawa tim nasonalnya meraih Piala Eropa. Aragones menggabungkan pemain dengan kekompakan dan bakat besar. Itulah yang akhirnya membuahkan hasil.
Iker Casillas
Iker Casillas luar biasa. Dia tampil mempesona saat Spanyol membutuhkannya. Tak pelak, dialah salah satu kiper terbaik di dunia. Casillas tak berdiri sendiri. Dia juga didukung pemain brilian di jantung pertahanan. Carlos Puyol dan Carlos Marchena tampil luar biasa.
Esudero de Sao Paulo
Tanpa Marcos Senna sebagai gelandang bertahan, cerita Spanyol mungkin saja berbeda. Dia tampil dengan disiplin tinggi. Dia membuat lini belakang terasa lebih nyaman. Dia menjadi dasar dari skema yang dikembangkan Spanyol. Dan, Senna mewujudkan mimpinya, jadi pemain (kelahiran) Brasil pertama yang menjadi juara Piala Eropa. Dia memang lahir dan dibesarkan di Sao Paulo.
Sentuhan juara
Xavi Hernandez, Andres Iniesta, David Silva, dan Cesc Fabregas, menjadi esensi kekuatan Spanyol. Mereka memainkan sepak bola yang sederhana, tapi justru menyulitkan lawan. Mereka memainkan simfoni Spanyol dan mengejutkan Eropa lewat satu-dua sentuhan yang menawan.
Mesin gol tajam
David Villa, Fernando Torres, dan bila dibutuhkan Daniel Guiza, bertugas melakukan sentuhan terakhir dalam perjuangan 'El Matador'. Dan, mereka sukses. Mereka tak kehilangan sentuhan mencetak gol. Mereka juga memiliki kemampuan mencetak gol-gol yang mengesankan.
Mematahkan tabu
Selama ini, Spanyol dikenal sebagai tim yang selalu rontok jika memasuki perempat final. Spanyol telah kehilangan rasa takut akan tabu itu. Itu bisa terlihat dari refleksi pelatih dan para pemain. Tanpa tabu itu, mereka menyingkirkan tim-tim terbaik di Eropa